BerdasarkanWHO dalam ICD 10 versi 2008, Possession Trance Disorder adalah gangguan di mana terjadi kehilangan sementara identitas pribadi dan kesadaran penuh dari lingkungan. Termasuk di sini kondisi kesurupan yang disengaja atau yang tidak disengaja, terjadi di luar situasi keagamaan atau penerimaan budaya.
KESADARAN MENURUN DAN COMA ICD R40 DEFINISI Sadar disebut sadar bila sadar akan diri dan lingkungannya. Gangguan Kesadaran Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan sekitarnya Ketidakmampuan Ringan → berat ada derajat / tahapan - Obtundity - Stupor - Semi Koma - Koma → Obtundity dalam keadaan biasa ingin tidur, baru terbangun dan mengikuti perintah bila ada rangsangan → Stupor • Penderita tidur terus • Ada gerakan spontan • Ada respon dengan rangsang • Dengan rangsang berurutan ada waktu bebas respon → Semi koma Hanya dengan rangsang sakit ada respon → Koma Tak ada respon dengan rangsang nyeri ETIOLOGI I. Lesi Struktural a. Lesi Supratentorial - Radang - Trauma - SOP Stroke, tumor, abses serebri - Status konvulsivus / epilepsy b. Lesi Infratentorial - Radang - Trauma - SOP stroke, tumor, abses serebri II. Non Struktural / Metabolik A. Primer 1. Penyakit pada substansia grisea Pick's Disease, Alzhoimer's disease 2. Penyakit pada substansia alba Leukodistropi B. Sekunder Hipoksia penurunan kadar dan tekanan oksigen darah penyakit paru-paru, penurunan tekanan atmosfir oksigen Penurunan kadar oksigen darah namun tekanan normal anemia, keracunan CO Iskemia Penurunan CBF karena kardiac out put menurun cardiac arrest, aritmia kordis, Adam Stokes Syndrom, infark miokard, gagal jantung kongestif Penurunan CBF karena tahanan perifer dalam sirkulari sistemik menurun Sinkop, ortostatik hipotensi, vasofagal refleks. Penurunan CBF karena peningkatan tahanan vaskuler Encephalopati hipertensi, sindroma hiperventilasi, polisitemia. Hipo / Hiperglikemia Defisiensi Kofaktor defisiensi tiamin Gangguan Fungsi Ginjal Gangguan Fungsi Hati Gangguan Elektrolit K, Na, Ca, Mg KRITERIA DIAGNOSTIK Anamnesis / Alloanamnesis 1. Riwayat penyakit sebelumnya hipertensi, diabetes, gagal ginjal, gangguan fungsi hati, pengguna obat-obat narkotik 2. Keluhan sebelum terjadi gangguan kesadaran nyeri kepala, muntah-muntah 3. Menggunakan obat-obat sebelum terjadi gangguan kesadaran obat diabet, narkotik Pemeriksaan fisik umum 1. Vital Sign tekanan darah, nadi dan respirasi. 2. Pemeriksaan luka terutama luka di kepala dan leher bottle sign, perdarahan hidung, perdarahan kelopak mata, krepitasi tulang tengkorak. 3. Pemeriksaan suhu badan dan suhu rektal. 4. Pemeriksaan bau nafas dan badan fetor hepaticum, bau nafas alkohol, bau nafas faeces 5. Pemeriksaan warna dan turgor kulit sianosis, kepucatan, ikterik. Pemeriksaan Neurologi 1. Pemeriksaan Neurologi umum tanda-tanda rangsang meningeal, pemeriksaan motorik, pemeriksaan fungsi luhur, pemeriksaan nervi kranialis 2. Pemeriksaan Glassgow Coma Scale perneriksaan yang bersifat kwantitatif dan kwalitatif pada gangguan kesadaran. 3. Pemeriksaan untuk mengetahui fungsi batang otak meliputi a. Gerakan bola mata b. Refleks kornea c. Refleks mata boneka / refleks kalori d. Reaksi pupil terhadap cahaya e. Refleks muntah / batuk 4. Pola Pernafasan Hubungan pola pernafasan dengan letak lesi a. Eupnea diencephalons atas b. Cheyne stokes lesi di diencephalon bawah c. Hiperventilasi neurogenik sentral lesi di mesencephalon d. Ataxic breathing lesi di pons e. Apneutic breathing lesi di pons bawah / medulla oblongata f. Apnea lesi di medulla oblongata 5. Pupil Hubungan reaksi pupil terhadap letak lesi a. Pupil kecil reaktif tehadap cahaya korteks / diencephalons b. Pupil besar normal di tengah mesencephalon c. Pupil kecil di tengah pons d. Pupil sedikit melebar di tengah tectum e. Isokor - Pint point lesi pons,overdosis morphin - Kecil reaktif ensefalopati metabolik - Sedang reaktif ensefalopati metabolik; tidak reaaktif terhadap cahaya, lesi thalamus - Besar / Midriasis antidepressan, ekstasi, cholinesterase inhibitor f. Anisokor - Besar / tidak reaktif parese - Kecil reaktif Horner Syndrome 6. Kedudukan bolo mata Hubungan kedudukan bola mata dengan letak lesi a. Deviasi Conjugee lesi hemispherinum serebri besar b. Strabismus konvergen dan pupil kecil thalamus c. Pupil kecil di tengah lesi di pons d. Pupil besar di tengah kesulitan melihat ke samping lesi di cerebellum e. Pupil anisokor refleks cahaya - herniasi tentorial 7. Refleks sephalic batang otok termasuk disini adalah a. Refleks pupil b. Doll's eye movement c. Oculo auditory refleks d. Oculo vestibulo refleks e. Refleks Kornea 9. Observasi umum lainnya Ada gerakan automatisme seperti menguap, membasahi bibir, berarti fungsi batang otak masih baik. Ada gerakan miokolonik jerk berarti ada lesi hemispherium cerebri yang diffus. DIAGNOSIS BANDING 1. Tidur keadaan non patologis dimana ada penurunan kesadaran yang dengan mudah dibangunkan. 2. Akinetik mutisme penderita dalam keadaan bangun, mata terbuka, tapi sangat lamban berespon terhadap pertanyaan yang diajukan. 3. Sindroma locked-in Penderita dengan mata terbuka / sadar dengan komunikasi terganggu, ada sedikit gerakan terutama gerakan mata melirik ke atas ke bawah. 4. Status kotatonik sadar penuh fungsi motorik normal tapi tidak bisa berkomunikasi dengan baik. TATALAKSANA Gangguan kesadaran sampai koma adalah keadaan darurat medis untuk itu perlu penanganan yang cepat, tepat dan akurat mulai dari ruang unit gawat darurat sampai ke ruang perawatan intensif. Penanganan terbagi atas dua bagian besar yaitu A. Supportif Penderita kesadaran menurun dilihat / dinilai • Jalan Nafas • Pernafasan • Tekanan Darah • Cairan tubuh asam basa, elektrolit • Posisi tubuh • Pasang Naso Gastrik Tube • Katheter Urine 1. Jalan Nafas • Dilihat - Agitasi Kesan hipoksemia - Gerakan nafas dada - Retraksi sel iga, dinding perut, sub kosta klavikula • Didengar suara tambahan berupa dengkuran, kumuran, siulan ada sumbatan • Di raba - getaran ekspirasi - getaran di leher - fraktur mandibuler • Yang menyebabkan gangguan jalan nafas - Lidah / epiglotis - Muntahan, darah, sekret benda asing - Trauma mandibula / maksila • Alat yang dipakai - Jalan nafas orofaringeal - Jalan nafas nasofaringeal - Jalan nafas definitif Ø Intubasi Ø Pembedahan Pola pernafasan Lesi sentral Pola nafas - Eupnea - Cheyne Stoke - Sentral Neurogenik Hiperventilasi - Apnea Lesi Perifer - Nafasinterkostal - Nafas diagfragma dinding perut Diusahakan • Hemodinamik stabil tidak naik turun • Kondisi tensi normal • Dihindari Hipertensi / meninggi, shock Jenis Shock - Hipovolemik - Kardiogenik - Sepsis - Penimbunan vena perifer polling 3. Cairan Tubuh - Cegah hidrasi berlebihan - Cairan Hipotonik, Hipoprotein dan lama pakai ventilator mudah terjadi hidrasi - Tekanan osmotik dipertahankan dengan albumin - Hindari Hiponatremia 4. Gas darah dan Keseimbangan Asam Basa - Alat Bantu Oximeter untuk mengetahui oksigenasi diusahakan SaO2 > 95 dan PaO2 > 80 mg dengan analisa gas darah - PO2 dibuat sampai 100 - 150 mmhg dengan cara diberi O2 - FaCO2 25 - 35 mm dengan hiperventilasi 5. Pasang Naso Gastric Tube Pengeluaran isi Lambung berguna - Mencegah aspirasi, intoksikasi - Nutrisi parenteral 6. Posisi - Hindari posisi Trendelemberg - Posisi kepala 30° lebih tinggi - Pada Koma yang lama hindari * Dekubitus sering alih posisi * Vena dalam Thrombosis pakai stocking 7. Katheter Urine - Untuk memudahkan penghitungan balans cairan - Mencegah kebocoran urin - Berguna pada gangguan kencing B. Therapi Kausatif / Spesifik 1. Gangguan kesadaran dengan kaku kuduk dengan panas yang mulai beberapa hari sebelumnya sangat mungkin primerinfeksi meningitis, encefalitis di otak bila gangguan kesadaran tanpa kaku kuduk sangat mungkin primer infeksi bukan di otak. 2. Gangguan kesadaran dengan kaku kuduk tanpa panas sangat mungkin perdarahan subarahnoid. 3. Gangguan kesadaran dengan didapatkan gejala neurologis fokal hemiparesis, heminervikranial palsy penyebabnya lesi intracranial. 4. Gangguan kesadaran disertai tanda-tanda tekanan intrakranial meninggi muntahmuntah proyektil, parese N. III, kaku kuduk, penglihatan kabur secepatnya diberi manitol, dexamethason, dibuat hiperventilasi. 5. Gangguan kesadaran tanda disertai kaku kuduk atau / dan gejala neurologis fokal, bradikardi sangat mungkin penyebabnya metabolik. 6. Gangguan kesadaran dengan tanda herniasi intrakranial anisokor, isokor miosis / midrasis dengan tetraparesis termasuk gawat darurat secepatnya perlu tindakan. 7. Gangguan kesadaran dengan penyebab yang sudah jelas, dapat diterapi spesifik untuk penyebab - Hipoglikemi Glukosa - Overdosis Opiat Nalokson - Overdosis Benzodiazepin Flumazenil - Wernicke Ensephalopaty Thiamin KONSULTASI - Bagian bedah Saraf - Bagian Penyakit Dalam - Bagian Anestesi - Bagian Kardiologi - Bagian Pulmonologi TENAGA Perawat, Dokter umum, Dokter spesialis saraf JENIS PELAYANAN Jenis Pelayanan termasuk keadaan darurat neurologis perlu tindakan cepat, tepat dan akurat dan perlu dirawat di ruang pelayanan intensif LAMA PERAWATAN 1-5 hari sumber
Tekanandarah menurun; Suhu badan menurun; lakukan dengan rasa tanggung jawab sesuai kode etik\ kedokteran. Bila ragu, sebainya dirujuk ke dokter ahli. Karena dengan adanya kesadaran dari semua lapisan masyarakat akan bahaya NAPZA bagi kehidupan akan mampu meminimalisir hal-hal negative yang akan terjadi akibat penggunaan obat-obatan
Sadar disebut sadar bila sadar akan diri dan lingkungannya. Gangguan Kesadaran Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan sekitarnya Ketidakmampuan Ringan → berat ada derajat / tahapan - Obtundity - Stupor - Semi Koma - Koma → Obtundity dalam keadaan biasa ingin tidur, baru terbangun dan mengikuti perintah bila ada rangsangan → Stupor • Penderita tidur terus • Ada gerakan spontan • Ada respon dengan rangsang • Dengan rangsang berurutan ada waktu bebas respon → Semi koma Hanya dengan rangsang sakit ada respon → Koma Tak ada respon dengan rangsang nyeri ETIOLOGI I. Lesi Struktural a. Lesi Supratentorial - Radang - Trauma - SOP Stroke, tumor, abses serebri - Status konvulsivus / epilepsy b. Lesi Infratentorial - Radang - Trauma - SOP stroke, tumor, abses serebri II. Non Struktural / Metabolik A. Primer 1. Penyakit pada substansia grisea Pick's Disease, Alzhoimer's disease 2. Penyakit pada substansia alba Leukodistropi B. Sekunder Hipoksia penurunan kadar dan tekanan oksigen darah penyakit paru-paru, penurunan tekanan atmosfir oksigen Penurunan kadar oksigen darah namun tekanan normal anemia, keracunan CO Iskemia Penurunan CBF karena kardiac out put menurun cardiac arrest, aritmia kordis, Adam Stokes Syndrom, infark miokard, gagal jantung kongestif Penurunan CBF karena tahanan perifer dalam sirkulari sistemik menurun Sinkop, ortostatik hipotensi, vasofagal refleks. Penurunan CBF karena peningkatan tahanan vaskuler Encephalopati hipertensi, sindroma hiperventilasi, polisitemia. Hipo / Hiperglikemia Defisiensi Kofaktor defisiensi tiamin Gangguan Fungsi Ginjal Gangguan Fungsi Hati Gangguan Elektrolit K, Na, Ca, Mg Bahan Toksik alkohol Obat-obatan Barbiturat, opiat Enzim Inhibitor logam berat Toksin meningitis, encephalitis Kelainan regulasi suhu hipotermia KRITERIA DIAGNOSTIK Anamnesis / Alloanamnesis 1. Riwayat penyakit sebelumnya hipertensi, diabetes, gagal ginjal, gangguan fungsi hati, pengguna obat-obat narkotik 2. Keluhan sebelum terjadi gangguan kesadaran nyeri kepala, muntah-muntah 3. Menggunakan obat-obat sebelum terjadi gangguan kesadaran obat diabet, narkotik Pemeriksaan fisik umum 1. Vital Sign tekanan darah, nadi dan respirasi. 2. Pemeriksaan luka terutama luka di kepala dan leher bottle sign, perdarahan hidung, perdarahan kelopak mata, krepitasi tulang tengkorak. 3. Pemeriksaan suhu badan dan suhu rektal. 4. Pemeriksaan bau nafas dan badan fetor hepaticum, bau nafas alkohol, bau nafas faeces 5. Pemeriksaan warna dan turgor kulit sianosis, kepucatan, ikterik. Pemeriksaan Neurologi 1. Pemeriksaan Neurologi umum tanda-tanda rangsang meningeal, pemeriksaan motorik, pemeriksaan fungsi luhur, pemeriksaan nervi kranialis 2. Pemeriksaan Glassgow Coma Scale perneriksaan yang bersifat kwantitatif dan kwalitatif pada gangguan kesadaran. 3. Pemeriksaan untuk mengetahui fungsi batang otak meliputi a. Gerakan bola mata b. Refleks kornea c. Refleks mata boneka / refleks kalori d. Reaksi pupil terhadap cahaya e. Refleks muntah / batuk 4. Pola Pernafasan Hubungan pola pernafasan dengan letak lesi a. Eupnea diencephalons atas b. Cheyne stokes lesi di diencephalon bawah c. Hiperventilasi neurogenik sentral lesi di mesencephalon d. Ataxic breathing lesi di pons e. Apneutic breathing lesi di pons bawah / medulla oblongata f. Apnea lesi di medulla oblongata 5. Pupil Hubungan reaksi pupil terhadap letak lesi a. Pupil kecil reaktif tehadap cahaya korteks / diencephalons b. Pupil besar normal di tengah mesencephalon c. Pupil kecil di tengah pons d. Pupil sedikit melebar di tengah tectum e. Isokor - Pint point lesi pons,overdosis morphin - Kecil reaktif ensefalopati metabolik - Sedang reaktif ensefalopati metabolik; tidak reaaktif terhadap cahaya, lesi thalamus - Besar / Midriasis antidepressan, ekstasi, cholinesterase inhibitor f. Anisokor - Besar / tidak reaktif parese - Kecil reaktif Horner Syndrome 6. Kedudukan bolo mata Hubungan kedudukan bola mata dengan letak lesi a. Deviasi Conjugee lesi hemispherinum serebri besar b. Strabismus konvergen dan pupil kecil thalamus c. Pupil kecil di tengah lesi di pons d. Pupil besar di tengah kesulitan melihat ke samping lesi di cerebellum e. Pupil anisokor refleks cahaya - herniasi tentorial 7. Refleks sephalic batang otok termasuk disini adalah a. Refleks pupil b. Doll's eye movement c. Oculo auditory refleks d. Oculo vestibulo refleks e. Refleks Kornea f. Refleks muntah 8. Reaksi Motorik a. Reaksi Abduksi dan fleksi terhadap rangsang nyeri , lesi pada hemispehrium cerebri b. Reaksi Adduksi dan ekstensi terhadap rangsang nyeri, lesi pada batang otak c. Postur Dekortikasi / hiperekstensi ekstermitas bawah dan fleksi ekstermitas atas, lesi di korteks cerebri. 9. Observasi umum lainnya Ada gerakan automatisme seperti menguap, membasahi bibir, berarti fungsi batang otak masih baik. Ada gerakan miokolonik jerk berarti ada lesi hemispherium cerebri yang diffus. DIAGNOSIS BANDING 1. Tidur keadaan non patologis dimana ada penurunan kesadaran yang dengan mudah dibangunkan. 2. Akinetik mutisme penderita dalam keadaan bangun, mata terbuka, tapi sangat lamban berespon terhadap pertanyaan yang diajukan. 3. Sindroma locked-in Penderita dengan mata terbuka / sadar dengan komunikasi terganggu, ada sedikit gerakan terutama gerakan mata melirik ke atas ke bawah. 4. Status kotatonik sadar penuh fungsi motorik normal tapi tidak bisa berkomunikasi dengan baik. TATALAKSANA Gangguan kesadaran sampai koma adalah keadaan darurat medis untuk itu perlu penanganan yang cepat, tepat dan akurat mulai dari ruang unit gawat darurat sampai ke ruang perawatan intensif. Penanganan terbagi atas dua bagian besar yaitu A. Supportif Penderita kesadaran menurun dilihat / dinilai • Jalan Nafas • Pernafasan • Tekanan Darah • Cairan tubuh asam basa, elektrolit • Posisi tubuh • Pasang Naso Gastrik Tube • Katheter Urine 1. Jalan Nafas • Dilihat - Agitasi Kesan hipoksemia - Gerakan nafas dada - Retraksi sel iga, dinding perut, sub kosta klavikula • Didengar suara tambahan berupa dengkuran, kumuran, siulan ada sumbatan • Di raba - getaran ekspirasi - getaran di leher - fraktur mandibuler • Yang menyebabkan gangguan jalan nafas - Lidah / epiglotis - Muntahan, darah, sekret benda asing - Trauma mandibula / maksila • Alat yang dipakai - Jalan nafas orofaringeal - Jalan nafas nasofaringeal - Jalan nafas definitif Ø Intubasi Ø Pembedahan Pola pernafasan Lesi sentral Pola nafas - Eupnea - Cheyne Stoke - Sentral Neurogenik Hiperventilasi - Apnea Lesi Perifer - Nafasinterkostal - Nafas diagfragma dinding perut 2. Perhatikan aliran darah - Perfiusi Perifer Ginjal produksi urin - Nadi Ritme, Rate, Pengisian - Tekanan Darah Diusahakan • Hemodinamik stabil tidak naik turun • Kondisi tensi normal • Dihindari Hipertensi / meninggi, shock Jenis Shock - Hipovolemik - Kardiogenik - Sepsis - Penimbunan vena perifer polling 3. Cairan Tubuh - Cegah hidrasi berlebihan - Cairan Hipotonik, Hipoprotein dan lama pakai ventilator mudah terjadi hidrasi - Tekanan osmotik dipertahankan dengan albumin - Hindari Hiponatremia 4. Gas darah dan Keseimbangan Asam Basa - Alat Bantu Oximeter untuk mengetahui oksigenasi diusahakan SaO2 > 95 dan PaO2 > 80 mg dengan analisa gas darah - PO2 dibuat sampai 100 - 150 mmhg dengan cara diberi O2 - FaCO2 25 - 35 mm dengan hiperventilasi 5. Pasang Naso Gastric Tube Pengeluaran isi Lambung berguna - Mencegah aspirasi, intoksikasi - Nutrisi parenteral 6. Posisi - Hindari posisi Trendelemberg - Posisi kepala 30° lebih tinggi - Pada Koma yang lama hindari * Dekubitus sering alih posisi * Vena dalam Thrombosis pakai stocking 7. Katheter Urine - Untuk memudahkan penghitungan balans cairan - Mencegah kebocoran urin - Berguna pada gangguan kencing B. Therapi Kausatif / Spesifik 1. Gangguan kesadaran dengan kaku kuduk dengan panas yang mulai beberapa hari sebelumnya sangat mungkin primerinfeksi meningitis, encefalitis di otak bila gangguan kesadaran tanpa kaku kuduk sangat mungkin primer infeksi bukan di otak. 2. Gangguan kesadaran dengan kaku kuduk tanpa panas sangat mungkin perdarahan subarahnoid. 3. Gangguan kesadaran dengan didapatkan gejala neurologis fokal hemiparesis, heminervikranial palsy penyebabnya lesi intracranial. 4. Gangguan kesadaran disertai tanda-tanda tekanan intrakranial meninggi muntah-muntah proyektil, parese N. III, kaku kuduk, penglihatan kabur secepatnya diberi manitol, dexamethason, dibuat hiperventilasi. 5. Gangguan kesadaran tanda disertai kaku kuduk atau / dan gejala neurologis fokal, bradikardi sangat mungkin penyebabnya metabolik. 6. Gangguan kesadaran dengan tanda herniasi intrakranial anisokor, isokor miosis / midrasis dengan tetraparesis termasuk gawat darurat secepatnya perlu tindakan. 7. Gangguan kesadaran dengan penyebab yang sudah jelas, dapat diterapi spesifik untuk penyebab - Hipoglikemi Glukosa - Overdosis Opiat Nalokson - Overdosis Benzodiazepin Flumazenil - Wernicke Ensephalopaty Thiamin PENYULIT - Tenaga kurang Profesional - Peralatan kurang lengkap KONSULTASI - Bagian bedah Saraf - Bagian Penyakit Dalam - Bagian Anestesi - Bagian Kardiologi - Bagian Pulmonologi TENAGA Perawat, Dokter umum, Dokter spesialis saraf JENIS PELAYANAN Jenis Pelayanan termasuk keadaan darurat neurologis perlu tindakan cepat, tepat dan akurat dan perlu dirawat di ruang pelayanan intensif LAMA PERAWATAN
KESADARANMENURUN DAN COMA ICD R40 DEFINISI. Sadar : disebut sadar bila sadar akan diri dan lingkungannya. Gangguan Kesadaran : Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan sekitarnya Ketidakmampuan : Ringan → berat : ada derajat / tahapan - Obtundity - Stupor - Semi Koma - Koma →
Kode ICD 10 Hyponatremia – Terkait kode ICD yang menjadi sebuah sistem klasifikasi penyakit dan beragam jenis tanda-tanda penyakit lain di mana bisa menyerang tubuh manusia. Tentu bagi para Anda sudah tidak asing, apalagi bagi para tenaga karena tenaga medis diminta untuk membuat sebuah laporan kesehatan berisi diagnosis suatu penyakit hingga cara penanganan yang tepat. Dalam laporan tersebutlah kode ICD dari penyakit perlu Itu HyponatremiaKode ICD 10 HyponatremiaPenyebab HyponatremiaGejala HyponatremiaPengobatan HyponatremiaPencegahan HyponatremiaDalam kode ICD inilah setiap penyakit dan gangguan penyakit yang ada pada tubuh manusia akan memiliki kode ICD yang berbeda satu sama lain. Bahkan satu jenis penyakit yang sama namun berbeda letak atau posisi juga akan berbeda kode pada pembahasan kali ini akan bahas mengenai kode ICD dari salah satu penyakit yang ada. Di mana yang akan dibahas adalah mengenai kode ICD 10 dari penyakit atau gangguan kesehatan bernama Itu HyponatremiaSebelum lanjut ke pembahasan kode ICD 10-nya, maka perlu ketahui dahulu pengertian apa itu hyponatremia. Di mana hyponatremia adalah gangguan keseimbangan elektrolit ketika kadar natrium sodium dalam darah lebih rendah dari batas sendiri memiliki sejumlah fungsi dalam tubuh, diantara lain seperti mengendalikan kadar air dalam tubuh, menjaga tekanan darah, serta mengatur sistem saraf dan kinerja otot. Dengan alami gangguan kesehatan ini tentu saja akan membuat penderita perlu sudah diketahui jika setiap gangguan atau tanda-tanda kesehatan akan memiliki kode ICD yang berbeda. Nah untuk kode ICD 10 dari hyponatremia adalah ini jelas berbeda dengan kode ICD atau kode diagnosa BPJS Kesehatan HyponatremiaSelain mengetahui akan kode ICD di atas, Anda juga perlu mengetahui penyebab seseorang alami gangguan kesehatan hyponatremia. Di mana kadar natrium pada kondisi normal adalah 135 – 145 mEq/liter miliequivalen per liter.Saat hyponatremia terjadi, maka kadar natrium kurang dari 135 mEq/liter. Selain penyebab utama tersebut, ada beberapa penyebab hyponatremia lain, seperti misalnyaAlami diare atau muntah parah dan kondisi kesehatan tertentu gagal jantung, penyakit ginjal, dan sirosis hati.Penggunaan obat terlarang amfetamin.Penggunaan obat-obatan tertentu diuretik, antidepresan, analgesik dimana memengaruhi hormon atau ginjal dalam menjaga kadar natrium.Perubahan hormon, seperti kekurangan hormon adrenal serta hormon of inappropriate antidiuretic hormone SIADH.Gejala HyponatremiaLalu untuk gejala hyponatremia dapat berbeda untuk para penderita. Saat kadar natrium dalam tubuh menurun bertahap dalam 2 hari atau lebih, maka penderita tidak alami gejala apapun. Kondisi ini disebut dengan hyponatremia saat kadar natrium turun dengan cepat hiponatremia akut, maka gejala yang bisa muncul cukup serius. Adapun beberapa gejala yang umum dialami penderita hyponatremia akut di antara lainnya sepertiAlami penurunan kesadaranGelisah, tempremen atau mudah marahKejang-kejangKram atau lemah ototLemas dan terasa lelahLinglung BingungMual-mual bahkan sampai muntahSakit kepalaPengobatan HyponatremiaJika dirasa gejala memburuk maka, segera untuk datang ke dokter untuk meminta penanganan. Maka dari itu dokter akan mendiagnosis melalu beberapa cara seperti menanyakan gejala yang telah begitu baru dokter bisa memberikan penanganan sesuai dengan penyebab apa yang dialami. Adapun beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk atas hyponatremia antara lainnya sepertiPemberian cairan elektrolit melalui infus guna meningkatkan kadar natrium di dalam darah secara obat-obatan dengan tujuan mengatasi gejala sakit kepala, mual, atau jika terlalu parah bisa dilakukan cuci darah dengan tujuan mengeluarkan kelebihan cairan dari dalam tubuh. Ini biasanya terjadi saat hyponatremia akibat ginjal tidak dapat berfungsi dengan HyponatremiaSetelah mengetahui kode ICD, penyebab, gejala dan pengobatan di atas. Selanjutnya Anda juga perlu mengetahui bagaimana pencegahan yang bisa dilakukan oleh para penderita. Ada beberapa cara bisa dilakukan untuk cegah hyponatremia, yaituMengobati kondisi pemicu air secukupnya sekitar 2,2 liter/hari untuk wanita dan 3 liter/hari untuk pria.Minum minuman guna menggantikan elektrolit tubuh yang hilang saat lakukan aktivitas kecukupan konsumsi air dapat diketahui dengan memperhatikan warna urine, jika warna urine yang lebih pekat oranye atau kuning tua menandakan tubuh masih kekurangan pembahasan terkait kode ICD 10 atau kode diagnosa BPJS Kesehatan dari gangguan kesehatan bernama hyponatremia dapat sajikan. Semoga dengan adanya pembahasan terkait kode ICD hyponatremia di atas bisa bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Hasilpenelitian diperoleh 45.6% berkas rekam medis tidak lengkap penulisan diagnosisnya, dan 78.9% berkas kode ICD-10 kasus obstetri triwulan III pasien rawat inap di RSU Premagana tidak akurat adalah nilai p<0.05 Ada hubungan antara kelengkapan penulisan diagnosis kasus obstetri triwulan III pasien rawat inap di RSU Premagana dengan
NAMA DIAGNOSACODE PENYAKIT Abdominal ABORTUS Abscess fingerL02,4 Abscess ABSCESS UMBILICAL L02,2 ABSES [SUBMANDIBULAR/ ABSES GINGIVALK05,2 ABSES GLUTEAL Acne ACS / SYNDROME CORONARY AKUT/ANGINA ADENITISI88,9 Adenoid Kronis = Hypertrophy adenoidJ35,0 AF / Atrial FibrilationI48 AFP/POLIOMYELITIS AIDS-RELATED COMPLEX [ARC]B24 AMDH35,3 AMELOBLASTOMA AmenorheaN91,2 AMII21,9 AMUBIASIS YANG TAK Anemia ANEMIA KEKURANGAN BESI TAK Angina PectorisI20,9 ANGINA UNSTABLE / SYNDROME CORONARY AnorexiaR63,0 ANXIETAS YG TDK APHAGIA/ App ChronicK36 Appendectomy5-470 APPENDICITIS RETROCECAL/PNEUMOCOCCALK37 Appendicitis ARDS Adult Respiratory Distress SyndromeJ80 ARTHRALGIAM25,5ATAU PAIN I Artritis GoutM10,0 AscitesR18 ASPIRASI AstheniaR53 ASTHENOPIAH53,1 Astma / Bronchitis ATELECTASIS PARU/KOLAPS PARUJ98,1 ATHEROMA u/ benjolan namanya Lipoma -> jinak ATHEROMA u/ syarafI70,9 ATKJ35,0 ATRITIS YANG TIDAK DITENTUKAN/nyeri ARMD AGE RELATED MACULAR DEGENERATION ANGKAT DC / dj AION anterior ischemic optic neuropathy ASD Atrial Septal Deffect ARTRITISM139 ASMA BRONKIALE =BRONKITIS ASMA j205J4590 ABSES PERIANAL AUTOIMUN HEMOLITIK ABCES
ችላነ ущу ፏщባв
Аղоጿθվιհыፐ гач
ጳщολጇхуй σα ուጇевсаш
Իт ቿ θሥօч
Хрятուኔэ ωлубαግут ዔդобወснυ
Еςቴйωኪ եсвимеբыз зесе
Աρሡцօпсол вешавс иጺօ
Тፀвроትоψ ቮаվи
ጪխглե ուኧ чо
Մяτекл ςеծоռኀдоρኆ
Естէвсуξ ሀβዋшէփ
Ծևщуծуጡ ыգու о
Скоζև уኗ
Бըձէሖըդ ջиχаն
Лошևκеտе հоኘ
Empatsekolah dipilih dan peserta berusia 13-18 tahun, didaftarkan secara acak. Kuesioner item 45 yang dirancang sendiri digunakan untuk mengevaluasi sindrom ketergantungan (keinginan kuat, gangguan kontrol, toleransi, penarikan, kegigihan meskipun membahayakan, mengabaikan kesenangan alternatif) yang digunakan untuk ketergantungan zat pada ICD-10.
Stupor Adalah May 26, 2023 by Akbar Asfihan – Kesadaran bisa dimaknai ketika seseorang melakukan respon atau peka terhadap apa yang orang lain ucapkan kepadanya, kesadaran seseorang … Selengkapnya
POSKOTA CO – Operasi Yustisi petugas Polsek Parung pada Minggu (25/10/2020) memberikan sanksi bagi sepuluh warga yang kedapatan melanggar aturan protokol kesehatan
Sciatic = rasa sakit hebat sepanjang jalur nervus sciatic, dari belakang bokong belakang paha menurun sepanjang jalur sciatic di dalam bagian lateral tungkai/kaki bawah Kode ICD-10 (566) – see condition Sciatica (infective) M 54. 3 - with lumbago M 54. 4 [582 -583] M 54 Dorsalgia
dancegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi). 3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut: a. Gangguan kardiovaskuler Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema. b.MenurutChristine hancock (1999) berpendapat bahwa hiperglikemia adalah terdapatnya glukosa dengan kadar yang tinggi didalam darah (rentang normal kadar glukosa darah adalah 3,0-5,0 mmol/ liter). Hiperglikemi merupakan tanda yang biasanya menunjukan penyakit diabetes mellitus. B. Etiologi. Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya Penjelasantentang impaksi gigi dan penanganannya. Penyakit gigi dan mulut no kode icd 10 nama penyakit / diagnosa no kode icd 10 nama penyakit / diagnosa 1 b.37.00 denture stomatitis 17 k.04.0 pulpitis (reversible, irreversible, akut, kronik) 2 k.00.6 persistensi gigi sulung 18 k.04.1 nekrosis.KodeIndikator Kondef Metode Manfaat Sumber Disagregasi Frekuensi; 1.1.1 : 1.2.1* Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional adalah banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan nasional dibagi dengan jumlah penduduk pada periode waktu yang sama dinyatakan dalam satuan persen (%).Ilmu056Terjemahan ICD 10 Volume 1 TERJEMAHAN ICD 10 VOLUME 1 - BAB XV. TERJEMAHAN ICD 10 VOLUME 1 - BAB XV Sunday, October 11, Bab ini berisi kode yang menjelaskan semua kondisi obstetrik. Masa obstetrik adalah dari konsepsi sampai dengan 42 hari (6 minggu) setelah melahirkan. Blok-blok kode tersusun menurut kemajuan kehamilan, yaitu GejalaHiperpireksia. Gejala hiperpireksia ada beragam dan bervariasi antara penderita yang satu dengan penderita yang lainnya. Namun beberapa gejala awal yang perlu diwaspadai antara lain sebagai berikut. Kenaikan suhu tubuh. Pusing atau sakit kepala. Mengeluarkan keringat yang cukup ekstrem. Kram otot.
TrenPeringkat kata kunci populer 2022 dalam dengan kode icd 10 copd dan Peringkat kata kunci. Temukan lebih dari 3247 Peringkat kata kunci terbaik kami di AliExpress.com, termasuk merek Peringkat kata kunci terlaris. Belanja 25 item Peringkat kata kunci paling populer kami dengan harga terbaik.